Saturday, September 24, 2011

BBM naik, hidup tambah SIMANUNGKALIT

Harga2 NAEK, SAGALA PANDAPOTAN MANURUNG,
Banyak SIHOTANG
Hidup bagaikan mendaki TOBING
Tak ada lagi HARAHAP
Kepala pusing sampai SIBUTAR BUTAR
Rambut rontok dan nyaris POLTAK
Jumlah rakyat miskin sudah PANGARIBUAN
Anak-anak menangis MARPAUNG-PAUNG
Otak sudah SITOMPUL
Tapi kita masih dimintasabar SITORUS
Jangan putus HARAHAPkatanya
Mintalah PARLINDUNGAN,
supaya BONAR-BONAR selamat ...

Thursday, September 22, 2011

Perempuan yang tersinggung

Ganda merasa senang berkeliling-keliling kota Bandung. Sambil menaiki sebuah bis di samping kiri dan kanannya dia memberanikan diri untuk berkenalan dengan cewek sebelah kiri.

Ganda: “Perempuan apakah engkau ito?” (Batak: Boru aha do hamu ito)

Cewek: “Kau pikir aku cewek murahan ya..?”

Ganda: “Bukan, ito..saya mau bertanya marga apa ito?”

Cewek: “Dasar orang kampung!!”

Sampai di rumah Ganda menceritakan pengalamannya kepada tantenya Tiur. Tantenya terbahak-bahak. Ganda…Ganda. Tantenya menasihati Ganda sekali lagi jangan bertanya seperti itu.

Kami mau cincang

Suatu malam Ucok dan Bapak nya makan di restoran. Mereka berdua ribut untuk memesan makanannya.

Pelayan : “Mau pesan apa pak.”
Bapak Ucok: “Kau pesan apa Gi?”
Ucok : “Kok bapak Tanya aku…”
Bapak Ucok: “Kan kau yang ajak Cok!”
Ucok : “Jadi kalau aku yang ajak…kenapa?”
Bapak Ucok: “Ya Ucok yang bayarin…”
Pelayan : “Pak jangan bertengkar… di sini”
Bapak Ucok: “Oke, kami mau cincang!” (makanan khas Batak)
Pelayan : “Apa itu Cincang??”
Ucok : “Makanan khas kami.”
Pelayan : “Oh maaf Pak, Cincang tidak ada, yang ada Cacing.”

Orang batak menyetop taksi

Suatu hari, ada orang Batak yang sedang berwisata di kota Jakarta dan ia bermarga Manalu, saat menunggu taksi yang lewat iapun duduk untuk beristirahat.

Saat itu ia melihat ada taksi tak berpenumpang yang kebetulan lewat maka segera iapun menyetop taksi itu, dan saat diberhentikan sang supir taksi bertanya kepada si Batak ini. “Mana lu?” tanyanya sambil mengintip dari jendela (maksudnya kamu mau ke mana?), si Batak ini kaget dan bergumam “Bah, hebat kali supir taksi di Jakarta ini? Belum apa-apa sudah tahu namaku.”

Lalu ia bertanya lagi pada si supir taksi ini “Hei kau, kau paranormal ya?” Lalu supir taksi ini menjawab sambil nyeleneh dan pergi “Sinting.” Si Batak ini bergumam lagi “Bah, lebih hebat lagi supir taksi ini, dia tahu kemana tujuanku.

Aku kan mau pergi ke rumah temanku si Ginting.” Karena dari 5 taksi yang ia berhentikan mengatakan hal yang sama saja, si Batak ini frustasi dan akhirnya memutuskan untuk naik metro mini saja daripada repot-repot cari taksi.

Di dalam metro mini ia berkata dalam hati “Supir-supir taksi di Jakarta ini paranormal semua kelihatannya tetapi aneh, kok mereka tak mau kutumpangi ya? Padahal uangku cukup.”

Batak, Jawa, Arab ,dan Amerika

Seorang lelaki Batak sedang mengadakan perjalanan dari Jakarta ke Hawaii dengan menumpang pesawat terbang …
Beberapa lelaki lain duduk sejajar dengannya, yaitu lelaki Jawa asli, Arab dan Amerika.
Pada jam makan siang, Pramugari menghidangkan makanan pada semua penumpang. Setelah selesai makan lelaki Batak ini memperhatikan lelaki lain yang duduk sejajar dengannya.
Pertama sekali dia lihat si orang Amerika mengeluarkan selembar uang 100 dollar Amerika, membersihkan mulut dan tangannya dengan uang itu… kemudian dibuang…

Si orang Batak terkejut… “Bahh… kok kau buang uang 100 dollar mu itu???”
Dengan tenangnya si Amerika menjawab (setelah diterjemahkan..) “Ah, tenang saja Amerika kan kaya, masih banyak dollar!!”
Seterusnya dia lihat si orang Arab, selesai makan mengeluarkan sebotol minyak wangi yang (pasti) mahal… menyemprotkannya ke tangan dan dada…dan dibuang…

Si orang Batak terkejut lagi…
“Bahh… kok kau buang minyak wangi mu itu? Kan masih banyak isinya??”

Dengan tenang si Arab menjawab (juga setelah diterjemahkan..)

“Ah, tenang saja, kan Arab kaya, masih banyak minyak di sana!”…
Busyet, si orang Batak terkejut setengah mati. Akhirnya dia ambil lelaki Jawa disebelahnya dia lempar keluar pesawat. Kali ini lelaki Amerika dan
Arab yang terkejut…

“Kenapa kamu lempar dia??”
Dengan tenang si orang Batak menjawab,

“Ah, tenang sazza laaaah (dengan sombongnya),, Indonesia kaya, masih banyak orang Zawa di sana…”

Berjalan di Atas Air

Seorang Turis Batak berkunjung ke Israel. Dia menawar perahu mau keliling-keliling di Danau Galilea dan diberitahu pemilik perahu bahwa sewa perahu US$10/jam.

“Wah… mahal kali kau!!! di Danau Toba di negara saya Indonesia, sewa perahu gak sampai separuh-nya… itupun sudah bisa naik perahu keliling sampe puas…!”

Pemilik perahu itupun mencoba menjelaskan, “Ini kan di Israel … bukan di Indonesia… di danau ini-lah Tuhan Yesus berjalan di atas air …”

Mendengar jawaban pemilik perahu itu, spontan sang turis batak tersebut berjalan pergi … sambil merepet dan menggerutu,

“Oooo… PATUT MA ANTONG, GABE MARDALAN PAT TUHAN YESUS NAJOLO, AI SUMALING DO HAPE ARGANI SEWA NI SOLU DI TAO GALILEA ON !!!”

(Pantesan, Tuhan Yesus jadi jalan kaki jaman dulu, habis kebangetan sih mahalnya harga nyewa perahu di galilea ini…)

Ucok Sakit Perut

Seteleh tamat SMU di Aek Kanopan, Uccok memutuskan merantau karena tidak memiliki biaya untuk meneruskan kuliah, plus ditambah otak yang pas-pasan.

Orang tua Ucok memberi ongkos sekali jalan Rp.100.000, karena keuangan yang terjepit. Ucok memilih merantau ke daerah Pekan Baru.

Di Kota Pekan Baru, Ucok tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, setelah lima hari disana, uang sisa ongkos sudah habis, saudara tidak ada.

Singkat Cerita Ucok rela jadi Kernet (Kondektur) alat berat Eskapator ke hutan untuk membuka lahan garapan, nama operator alat beratnya, Sidabutar.

Sesampainya di Hutan, banyak juga orang yang kerja di sini! gumam Ucok dalam hati! dan dia tidak menemukan Toilet untuk MCK yang ada adalah lahan hamparan Luas, Mereka pun buat beskem untuk berteduh dimalam hari.

Karena mereka baru turun (masuk) dari kota ke Hutan, orang-orang yang ada dihutan memutuskan untuk Tidur Bareng di Beskem yang dibangun oleh Sidabutar dan Ucok sambil cerita-cerita.

Pada malan hari, kira kira jam 2 pagi, Sardi (orang yang mereka temui dihutan) sakit perut, dan memutuskan untuk buang air dibalik pohon yang besar dekat beskem mereka.

Secara kebetulan, jam 2 lewat 3 menit, Uccok juga sakit perut, dan bergegas keluar beskem untuk buang juga, dan Uccok memutuskan untuk buang di balik pohon yang sama dengan Sardi, Karena pohonnya besar dan agak rimbun gelap, Uccok ingat pesan orang tuanya dikampung, ( kalau mau buang air kecil/besar, harus permisi dengan kata Sattabi ditempat yang baru), begitu Uccok dekat dengan pohon itu, Uccok buka celana, dan berkata..

Uccok : “Sattabi Oppung dipangisi ni luat on” ( Permisi kepada pemilik wilayah ini). karena Sardi masih dibalik pohon, Sardi menjawab dari balik pohon…

Sardi : “Dang Boi ( Gak boleh)..!”

Seketika itu juga, Sakit perut Ucok sembuh, yang ada Ucok ketakutan, karena dia mengira pohon itu menjawab, karena tidak tahu kalau sebelum dia, Sardi sudah lebih dulu Jongkok disana, segera balik ke Beskem dengan pucat pasih dan langsung tidur.

Besok paginya baru cerita, dan semua temannya terbahak-bahak setelah Sardi cerita juga.